The Crescent Moon

Slideshow


byaza Guest Book

9.26.2012

DZULQO’DAH Orang Jawa NYEBUT BULAN SELO

 
Note ini semata mata menjawab pertanyaan tetangga, tentang bulan SELO kenapa orang tak mau menikahkan putra putrinya, pertanyaan :  “menurut pakde Gimana ?”
Perlunya kita sebagai umat islam senantiasa berpegang pada ajaran Islam yang benar  dan sempurna, seperti yang terdapat dalam al quran surat   Al-Baqarah [2]: 208-209
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Bulan DzuL Qo’dah yaitu bulan antara (ditengah) Syawal dan dzul Hijjah kata orang jawa antara syawal dan besar, orang jawa menyebut dengan bulam SELO (kesesel barang olo/kemasukan barang yang jelek).
Bulan Dzul Qo’dah yang biasa disebut orang jawa dengan sebutan bulan Selo ini, bukanlah bulan yang penuh dengan bencana (olo dalam bahasa jawa) tapi bulan penuh barokah, penuh dengan semangat untuk berbuat baik, sebab ada larangan khusus (QS. At-Taubah 36) untuk tidak berbuat dholim selama bulan-bulan mulia, termasuk pada bulan Dzul Qo’dah ini.
Kepercayaan orang jawa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemaknaan bulan Dzul Qo’dah yang diartikan dengan bulan Selo yang diterjemahkan dengan bulan seselane ala (baca olo = kejelekan).
Padahal bulan selo itu ada kesalahan ucapan bila dikonotasikan dengan arti kata QO’DAH yang berasal dari kata QO’ADA yang artinya duduk, maka yang tepat adalah bulan silahan (baca silo = duduk bersila, seperti kebiasaan orang yang berdzikir). Penjelasan tersebut (Dzul Qo’dah = Bulan Silo untuk memperbanyak dzikir. Bukan selo)
Maka yang harus diyakini adalah bulan Dzul Qo’dah adalah termasuk bulan-bulan yang kita harus meningkatkan ibadah dan berdzikir kepada Alloh Ta’ala misalkan ini didasari oleh bahwa bulan Dzul Qo’dah adalah bulan napak tilas Musa (QS. Al-A ‘ roof 142)
” Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram … ” (QS. At Taubah: 36)
Adapun yang terdapat dalam al Qur’an pada bulan-bulan Hara mini adalah firman Allah Ta’ala:
“ Mereka bertanya tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: ‘Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar …’ “ (QS. Al Baqarah: 217)
Juga firman Allah:
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram … “ (QS. Al Maidah: 2)
allah Ta’ala berfirman:
“ Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram … “ (QS. Al Ma’idah: 97)
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banwa beliau bersabda:
” Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya saat Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun itu ada dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (disucikan). Tiga dari empat bulan itu, (jatuh secara) berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram. Sedangkan Rajab (yang disebut juga sebagai) Syahru Mudhar, terletak diantara Jumada (ats Tsaniyah) dan Sya’ban. ” (QS. Bukhari)
Kesimpulan
  1. Bulan zdul Qo’dah adalah bulan yang dimuliakan Allah swt, maka menjadikan dzul qo’dah sebagai bulan selo (kesesel barang olo) sangat tidak elok menurut tataran gusti Allah, karena gusti Allah telah memuliakan bulan dzul qo’dah
  2. Kembalikan esensi keberagamaan kita, jangan kita memposisikan diri kita dalam beragama terkalahkan dengan kebiasaan yang jelas jelas tak menguntungkan agama kita sendiri.
  3. Kemungkinan pengertian SELO itu adalah SILO artinya saat bulan dzul Qo’dah kita harus rajin berzikir karena akan datang bulan Dzul Hijjah (berhaji)
  4. Lakukan aktipitas atau ceremonial apa saja termasuk menikahkan anak anak kita pada bulan dzul qo’dah tak ada jeleknya menurut ajaran islam
  5. Keberpihakan kita pada ajaran yang Haq (islam secara Kaffa), maka keimanan kita akan sempurna tanpa rasa takut selain GUSTI ALLAH pemiliknya.
Semoga ada manfaatnya

0 komentar :

Posting Komentar